JAKARTA, MYLIFESTYLE – “Diapresiasi oleh wartawan adalah suatu bentuk penghargaan yang sangat membahagiakan, karena wartawan itu kalau menilai sesuatu tanpa ada kepentingan, tanpa ada perasaan enak dan tidak enak, ” ujar Soleh Solihun, sutradara film Star Syndrome usai turun panggung menerima Piala Gunungan untuk kategori Penyutradaraan Terbaik dalam acara Puncak FFWI di Gedung PPHUI, Jakarta Selatan (27/10/2023).
“Terima kasih untuk FFWI. Saya sungguh tidak mengira bisa meraih tujuh penghargaan sejauh ini. Rasanya senang, kerja keras kami sungguh-sungguh terbayar,” ujar Soleh Solihun yang pernah menjadi wartawan musik di majalah Rolling Stones, dan fim ini merupakan debutnya sebagai Sutradara.
Film Star Syndrome sendiri memborong penghargaan untuk kategori Aktor Utama (Gilang Dirga), Aktris Utama (Kezia Aletha), Penulis Skenario (Rino Sardjono) Penata kamera (Fahmy J Saad) Penyunting gambar (Ryan Purwoko), Sutradara (Soleh Solihun) dan Film Terbaik Komedi 2023.
Sejatinya, nasib film Star Syndrome sendiri kurang beruntung di bioskop. Film ini hanya tayang beberapa hari di bioskop dan karena kalah bersaing dengan film box office yang tayang saat bersamaan seperti Fast X hingga Guardian of The Galaxy, juga fim horor lokal seperti Kajiman : Iblis Terkejam Penagih janji, Spritit Doll sampai Jin Khodam.
”Fim ini rugi di bioskop dan untung di penghargaan,” kata Soleh Solihun.
Film Star Syndrome bercerita tentang seorang penyanyi di dunia musik, dengan pesan moral yang kuat, yakni wajib berhati-hati di masa jaya, karena tidak menutup kemungkinan karirnya bisa langsung meredup tergantikan oleh pendatang baru. red