JAKARTA, MYLIFESTYLE – Suksesnya film “Ngeri Ngeri Sedap” dengan jumlah penonton mencapai sekitar 2,6 juta orang telah menginspirasi para anak muda dari HKBP Kebayoran Baru untuk mengadaptasinya ke dalam sebuah pertunjukan musikal, Jumat (15/9/2023), di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Seperti filmnya, pertunjukan musikal ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Batak kepada generasi muda, sekaligus menjadi bagian dari perayaan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemuda (Naposo) HKBP yang dikenal dengan sebutan Parheheon.
Putri Siahaan, selaku produser pertunjukan musikal ini, menjelaskan, memulai proses ini sejak Desember 2022. “Terkait hak cipta film ‘Ngeri Ngeri Sedap,’ kami sudah meminta izin kepada Bene Dion, sutradara filmnya, untuk mengadaptasinya ke dalam bentuk musikal,” ujar Putri Siahaan.
Dikarenakan tidak semua jemaat memiliki pengalaman bermain teater, panitia penyelenggara mengadakan audisi terbuka untuk mencari pemain-pemain yang sesuai. Mereka kemudian dibekali dengan latihan akting dan bernyanyi agar dapat memberikan penampilan terbaik di atas panggung.
“Kami juga telah melakukan presentasi kepada pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan mereka memberikan dukungan penuh untuk proyek ini. Hal ini dianggap sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya,” jelas Putri Siahaan.
Sementara itu, Alvin Nainggolan, Ketua Panitia acara Parheheon HKBP Kebayoran Baru, menjelaskan, Parheheon HKBP Kebayoran Baru adalah acara tahunan, dan tahun ini tema utamanya adalah pementasan ‘Ngeri-Ngeri Sedap Musikal by Parheheon NHKBP Keb. Baru,’ yang diadaptasi dari film ‘Ngeri Ngeri Sedap’ yang telah ditonton oleh lebih dari 2,6 juta penonton.
Film “Ngeri Ngeri Sedap” sendiri menceritakan kisah pasangan suami istri, Pak Domu dan Mak Domu, yang tinggal di salah satu desa di Sumatra Utara. Mereka memiliki empat orang anak yang bernama Domu, Gebe, Sahat, dan Sarma. Ketiga anak mereka, Domu, Gebe, dan Sahat, telah lama merantau dan tidak pernah pulang, sehingga meninggalkan Pak Domu dan Mak Domu rindu dan kesepian.
Paulus Simangungsong, sutradara pertunjukan musikal ini, menekankan bahwa pertunjukan musikal “Ngeri Ngeri Sedap” tidak akan sama persis dengan film aslinya. Dalam versi musikal, pertunjukan ini akan tampil dengan nuansa yang lebih megah.
“Apa yang tidak bisa dihadirkan di dalam film akan hadir dalam pertunjukan musikal. Kami akan memperkaya dan memperkuat versi filmnya,” ujar Paulus.
Paulus juga menjawab pertanyaan awak media mengenai kesulitan dalam mengadaptasi dari film ke musikal, “Ada beberapa hal yang agak sulit dalam mengadaptasi dari film ke musikal, terutama terkait dengan alur maju-mundur dari film ke dalam musikal. Namun, secara keseluruhan, kami menikmati proses ini. Dalam pertunjukan ini, kami akan tetap menampilkan keindahan Danau Toba dan budaya Batak dalam bentuk visual yang lengkap.”
Selain Paulus, produksi “Ngeri Ngeri Sedap Musikal” juga melibatkan Marthin Siahaan sebagai Musik Director, dan Martahan Sitohang sebagai penasihat budaya. Tim produksi yang dipimpin oleh Putri Siahaan dibantu oleh Edwin Gideon Rajagukguk dan Alvin Nainggolan.
Lagu-lagu yang ada dalam pertunjukan musikal ini juga telah dirilis dalam sebuah album berjudul “Ngeri-Ngeri Sedap Musikal by Parheheon NHKBP Keb. Baru” pada tanggal 8 September lalu, dan dapat dinikmati melalui platform digital streaming. red