Karya Baru James F. Sundah, Seribu Tahun Cahaya Pecahkan Rekor MURI
Jakarta – Komponis legendaris Indonesia, James F. Sundah kembali menorehkan karya monumental lewat lagu terbarunya berjudul Seribu Tahun Cahaya. Lagu ini dirilis secara serentak dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Jepang dan dari tiga benua: Asia, Amerika, dan Eropa.
Atas pencapaian ini, single Seribu Tahun Cahaya meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori “Penerbitan Serentak Single Tiga Bahasa dari Tiga Benua, dengan Peran Terbanyak Berhak atas Hak Ekonomi Hak Cipta Karya Lagu.
Lagu ini kini tersedia di berbagai platform digital, termasuk video resmi di YouTube dan menjadi simbol cinta, kolaborasi lintas generasi, serta advokasi hak cipta musik yang berkelanjutan.
Karya ini menjadi persembahan pribadi untuk sang istri, Lia Sundah Suntoso, sekaligus simbol perjuangan panjang James dalam menjaga integritas dan keadilan di industri musik.
Diproduksi di New York dan didaftarkan di US Copyright Office, lagu Seribu Tahun Cahaya mengusung genre Pop/EDM dengan sentuhan instrumen khas dari masing-masing budaya.
Versi Indonesia menghadirkan angklung dan kolintang, versi Jepang menampilkan koto dan shakuhachi, sementara versi Inggris diberi nuansa “outer space” melalui synthesizer.
Lagu ini juga melibatkan dua penyanyi berbakat. Mereka adalah Meilody Indreswari sebagai vokal awal dan Claudia Emmanuela Santoso, pemenang The Voice of Germany 2019, sebagai vokal utama versi Indonesia dan Inggris.
James F. Sundah tidak hanya bertindak sebagai pencipta lagu, tetapi juga sebagai produser eksekutif, arranger, musisi, sound engineer, hingga videographer. Ia menegaskan pentingnya transparansi hak ekonomi dalam industri musik, di mana setiap peran kreatif berhak atas pengakuan dan kompensasi yang adil. []